Di saat wabah COVID19 ini segala aktivitas yang tidak penting dianjurkan untuk ditunda. Ini semata-mata untuk mengurangi peluang paparan dengan virus Corona, yang dengan demikian diharapkan akan memutus rantai penularan Covid19. Termasuk yang dianjurkan untuk ditunda adalah kunjungan ke dokter kandungan, baik untuk kontrol kehamilan maupun kasus lainnya. Apakah ke dokter kandungan termasuk golongan aktivitas yang kurang penting? Apakah kontrol hamil itu tidak penting? Bagaimana kalau terjadi “apa-apa” atau “kenapa-kenapa” terhadap janin saya?
Tenang. POGI, organisasi profesi para dokter obgin telah memberikan rambu2. Ada 8 kondisi terkait kehamilan yang mengharuskan bertemu langsung dengan dokter, seperti pada gambar di bawah ini.
- Muntah hebat terutama yang terjadi pada kehamilan trimester pertama. Mual dan muntah tersebut menyebabkan bumil merasa lemas tak bertenaga, tidak ada keinginan makan sama sekali, bahkan mengalami penurunan berat badan lebihd ari 5% berat badan awal.
- Perdarahan baik sedikit maupun banyak dari jalan lahir, tidak pandang usia kehamilan. Apakah itu disertai rasa nyeri maupun tidak.
- Kontraksi atau nyeri perut hebat. Kontraksi bersifat seperti kram/nyeri haid yang terasa nyeri yang hilang timbul. Atau nyeri perut yang menetap tidak kunjung hilang
- Pecah ketuban, berarti keluar air dari jalan lahir. Air keluar tanpa bisa ditahan, baik sedikit maupun banyak. Karena air (bukan lendir), maka biasanya mengakibatkan basah, bisa sampai ke baju, sprei, atau bahkan mengalir ke lantai
- Bila ibu hamil didapatkan hipertensi/preeklamsia maka wajib kontrol secara teratur. Minimal lakukan komunikasi intensif dengan RS/dokter. Bisa dengan sarana aplikasi meeting online atau tatap muka. Di rumah pantaulah gejala pada tubuh. Bila pembengkakan tungkai, tangan, dinding perut, nyeri kepala, nyeri ulu hati segeralah berkonsultasi
- Ada perubahan dalam pola gerak janin. Adalah normal apabila janin untuk sesaat atau beberapa saat tidak terasa gerak. Mungkin dia tidur. Bila dalam kurun waktu lebih dari 2 jam tidak terasa gerak, cobalah makan, bersantai (jangan lakukan aktivitas fisik), dan berikan rangsang bunyi. Bila tidak juga terasa gerakan maka segera hubungi RS. Atau bila yang terasa adalah gerakan pasif, yaitu saat ibu berubah posisi maka terasa janin seperti ikut bergerak “jatuh”. Bila ibu diam janin juga diam. Kondisi ini harus segera diperiksakan ke RS
- Kejang. Nah, kalau terjadi kejang atau tidak sadar, maka keluarga WAJIB membawa ke RS. Karena bumil sendiri sudah tidak berbuat apa2.
Demikianlah penjelasan tentang kondisi2 emergensi yang mengharuskan bumil bertatap muka dengan dokter. Bila terpaksa harus ke RS, sadarilah bahwa risiko terpapar lebih besar, karena itu wajib pakai masker. Seringlah cuci tangan pakai sabun. Jangan pegang sana pegang sini yang tidak perlu. Dan ingatlah untuk selalu jaga jarak. Beberapa RS sudah memasang sekat pembatas antara petugas dan pasien. Janganlah tersinggung. Juga jangan “baper” bila menjumpai dokter langganan yang selama ini ramah dan banyak ngobrol tiba2 pakai kostum astronot, bicara seperlunya saja, dan pemeriksaan berjalan cepat. Penggunaan masker ini penting karena selain mencegah terpapar dengan droplet (titik ludah mikro) juga mencegah kita menyentuh area wajah yaitu mulut, hidung dan mata, yang menjadi jalan masuk virus. Selebihnya #dirumahsaja dan tetap berdoa ya.