Bahwa makanan atau minuman yang masuk ke mulut kita- kemudian dicerna dan selanjutnya sari pati atau zat gizinya diserap oleh tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah – harus halal sesuai dengan ketentuan Allah SWT, pastinya kita semua sudah tahu. Bahwa apa saja jenis makanan yang halal atau yang haram, itu pun kita semua juga sudah tahu. Namun dengan berkembangnya teknologi pengolahan pangan, kondisi sekarang tidak lagi sesederhana jaman puluhan tahun yang lalu. Sekarang, bisa saja makanan yang “halal” namun dalam pembuatannya mendapatkan tambahan zat yang belum jelas kehalalannya, maka otomatis makanan jadi tersebut juga ikut-ikutan tidak jelas kehalalannya. Misalnya, es krim atau permen empuk. Halal, kan mestinya? Tapi kalau gelatin yang berfungsi sebagai pengemulsi dan penstabil itu berasal dari hewan haram, maka otomatis makanan seremeh permen empuk pun menjadi haram. Repot? Sebetulnya tidak juga karena kita bisa berpatokan pada adanya jaminan kehalalan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Di Indonesia lembaga penjamin kehalalan tersebut adalah MUI. Melalui LPPOM MUI, diterbitkanlah sertifikat halal MUI, yang ditandai dengan logo khusus.
Namun ternyata…persoalannya tak sekedar bahan makanan saja. Tapi juga bahan pembungkus makanan tersebut, dalam hal ini, bahan yang dipakai secara luas adalah :
Kantung Plastik. Kantung plastik punya potensi tidak halal melalui 2 jalur.
1. Salah satu bahan bakunya ada yang berpotensi tidak halal, yaitu asam stearat (bisa vegetable base atau animal base)
2. Mesin produksi plastik, bagian rodanya diolesi lemak untuk menghindari macet. Lemak ini bisa berasal dari hewan (sapi atau babi) atau tumbuhan (vegetable base)
Tisu , titik kritisnya ada di bahan pewarna, pelarut, dan pewanginya. Merk tisu yang sudah halal diantaranya : Paseo, dan Toply (kalau ada yang terlewat mohon ditambahkan)
Untuk plastik, menurut bp. Fajar Budiono dari PT Polytama Propindo (www.detikfood), hampir seluruh plastik produksi dalam negeri sudah dinyatakan halal. Kecuali plastik impor, tentunya. Karena dari 2,5 juta tom kebutuhan plastik dalam negeri, 30%nya masih impor.
Bagaimana tips mengenali plastik halal?
1. Cari dan amati label halal pada pembungkusnya. Jadi bukan pada masing-masing lembar kantung tersebut, namun pada pembungkus plastik kalau kita beli dalam bentuk paket 50 lembaran (lihat gambar)
2. Setelah lembaran kantong plastik dikeluarkan, gulunglah kantung plastik tersebut dan kemudian hirup baunya. Bila tercium bau minyak goreng maka palstik tersebut menggunakan bahan vegetable base, sedangkan bila tercium bau gurih, maka yang digunakan adalah bahan dari animal base. *catatan: berlatihlah terlebih dahulu untuk bisa menerapkan tips ini * [nin]
Iya mb dok. Bagus sekali ini infonya. Kapan hari sy jg baca ttg plastik halal ini di grup myhalalkitchen, dan kaget tau kl plastik bisa dr animal base. Langsung cek ke laci, alhamdulillaah kok plastik2 sy berrlogo halal MUI semua. *legaaa
Alhamdulillah, ikutan lega, mbak. Asal jangan kebalik, ya. Plastiknya sudah halal, justru makanannya yang diragukan karena ada rhum atau angciu…he…he.. Kalau di Jakarta, di kawasan Pasar Induk Kramat Jati ada toko yang plangnya bertuliskan “Jual Plastik Halal”. Nah, saya ‘ngeh’ nya dari situ.
minyak goreng yah….. hampir nggak pernah mencoba menghirup bau kantong plastik, bu
Yah, ini memang harus latihan, pak. Soalnya bau minyak goreng dan bau gurih itu kan mirip, ya. Yang bikin masakan gurih, salah satunya karena digoreng, ya tak? Tapi yang bikin tenang, asalkan plastiknya produk dalam negeri, kan hampir semua sudah halal. Cuma, tidak semua memasang logo halal. Disitu masalahnya.
terimakasih sharing nya Bu…., berikutnya jadi lebih perhatian saya , jadi membaui plastik yang ada di rumah nih….heheee
Terimakasih kembali. Wah jadi ngendhus-ngendhus, dong. Saya sendiri belum pernah praktekkan, tapi mau coba juga. Latihan……
tfs budokter.. sering belinya emang cap tomat, tapi ga perhatiin sih ada logo halal tidaknya dikemasan itu.. ntar pulang perhatiin lagi..
Sama2, mbak Tin. Selain cap Tomat ada beberapa merk lagi yg sdh SHMUI, di antaranya cap Wayang.
Selalu bawa kotak makan dan ecobag solusi yang baik juga ya Bu. Info yang menarik ini, makasih ya
Betul, bawa ecobag dan kotak makan adalah solusi terhadap keraguan kehalalan plastik sekaligus mendukung diit kantong plastik. *masalahnya kalau lagi ada makan2 di kantor terus ada yang mau dibawa pulang…*
Memang plastik gak bs dihindari, pasti ada aja sesekali kita pakai meski sdh menghindari sedapat mungkin. Makanya info ibu sgt bermanfaat sekali, gak byk yg tahu
wih baru ngeh 😀 tfs, bu dok…
terimakasih kembali, setelah ‘ngeh’ , info bisa disebarluaskan kepada sahabat dan kerabat. 🙂
ok, Bu dok 😀
Bu Dokter, terima kasih sekali ya atas infonya. Sangat bermanfaat untuk saya yang sering menggunakan plastik untuk membungkus sayur bekal makan siang.
Alhamdulillah, mb. Rani. *segera survei logo halal dan merk kantung plastik*
Syukur alhamdulillah.. plastik yg selama ini saya gunakan sdh ada label halalnya..
informasi yang bermanfaat sekali. terima kasih bu dokter….baru tahu soal plastik itu..
Alhamdulillah, semoga setelah ini kita bisa selektif terhadap kantung plastik dan tisunya juga
bawa kotak makanan sendiri dan kalo pergi sama anak2 siapin handuk kecil
kebiasaan yang bagus. Jangan lupa botol minumnya. Btw…handuk kecilnya buat apa ya? Ngelap2 kah?
Iya buat ngelap-ngelap. Anak2 kalo makan & minum kan suka belepotan. Atau kadang lagi ingusan :d
terima kasih dok infonya